Kamis, 20 Desember 2012

17.11 - No comments

Sampaikah Kiriman Al Fatihah

Sampaikah Kiriman Al Fatihah ?

Pada suatu acara, seorang tokoh dengan serius mengatakan: “Sebelum acara ini kita mulai, marilah kita membukanya dengan bacaan al-Fatihah..” Serempak, para hadirin pun tunduk dan khusyuk membacanya bersama-sama.

Di penghujung acara, seorang tokoh diminta menutup acara dengan doa, maka dia pun menghadiahkan doanya untuk para wali yang telah meninggal dunia, lalu mengatakan: “Al-Fatihah ala hadhroti syaikhina wa waliyyina..”

Kasus-kasus serupa mungkin sering kita jumpai dimasyarakat. Namun, pernahkah kita berfikir bahwa semua itu adalah tata cara beragama yang tidak ada contohnya dan diingkari oleh oleh para ulama?! Marilah kita kaji bersama masalah ini dengan lapang dada.

Teks Hadits

الْفَا تِحَةُ لِمَا قُرِ ئَتْ لَهُ
Al-Faatihatu limaa quriat lahu

“Al-Fatihah itu sesuai untuk apa yang dibaca.”


TIDAK ADA ASALNYA. Yakni dengan lafadz ini, demikian juga kebanyakan keutamaan-keutamaan surat yang disebutkan oleh sebagian ahli tafsir. Demikian dikatakan oleh Syaikh Ali al-Qori. [1]

Sabtu, 15 Desember 2012

Mengunakan Nama Samaran (tak dikenal)

Fenomena(1) menggunakan nama bukan dengan nama yang dikenal banyak terjadi di sebagian kalangan dengan berbagai alasan dan dorongan. Ada yang karena iseng atau karena namanya tidak kearaban, ia pun mengganti namanya dengan nama kearaban tanpa mengumumkan sebelumnya. Hal semacam ini banyak dijumpai di facebook, twitter, dan selainnya.

Lantas bagaimana dengan kun-yah(2)? Banyak orang yang salah faham dengan penggunaan kun-yah yang dianjurkan, menurut sebagian ulama. Mereka langsung menelan mentah-mentah hukum tersebut tanpa mempertimbangankan hadits-hadits yang melarang mengenakan nama yang tidak dikenal. Na’am, sah-sah saja mengenakan kun-yah jika memang kun-yah tersebut dikenal, adapun jika tidak, maka sebaiknya menyertakan namanya yang masyhur setelah atau sebelum kun-yahtersebut. Penjelasan lengkapnya akan datang, insya Allah.